Berkelana Sembari Menunggu Warta, Siapakah Sang Juara?
Hari keempat MARINESIA, 20 Mei 2022 telah berlangsung. Usai melakukan berbagai penilaian, kini tibalah hari dimana gairah para peserta untuk bertamasya ke berbagai destinasi wisata Gowa dan Makassar. Deru antusias peserta menyulam pagi yang merekah, sembari menanti arahan kegiatan pada hari ini. "Seluruh peserta diharapkan berkumpul untuk pembagian bus dan arahan rute perjalanan," cakap Azhar Gunawan, selaku koordinator acara. Seusai pemberian arahan, para peserta pun bergegas dan mengawali perjalanan pertama menuju Balla Lompoa, Gowa. Setibanya di destinasi pertama, mereka disambut oleh Sejarahwan sekaligus Budayawan Balla Lompoa yang bernama Andi Jufri Tenri Bali, yang memberi informasi seputar beberapa sejarah dari Balla Lompoa. Langkah demi langkah, bapak yang kerap disapa Puang Pile itu, dengan antusiasnya menjelaskan berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di tempat itu. Diawali dengan penjelasan peta daerah kekuasaan raja Gowa, kemudian beralih ke benda yang berada disebelahnya, yaitu senjata dan panji perang Kerajaan Gowa. Terlihat berbagai senjata perang berupa Lengu (Sejenis Tameng terbuat dari papan kayu), dan Balira (Senjata yang digunakan oleh pasukan wanita Kerajaan Gowa), serta Pataka-Perang (Sejenis Petaka perang sebanyak 2 lembar dengan warna kuning dan merah, berlatar Burung Rajawali). Berikut terdapat pula senjata non tradisional berupa Meriam Kuno, Pistol Kuno, Bayonet Kuno, serta Peluru/Amunisi. Kemudian Puang Pile menuju ke papan silisilah raja-raja Gowa dan memperlihatkan foto rajaraja, serta sejarah aksara Makassar. Selepas itu, para peserta dituntun untuk melakukan shalat Jumat bagi pria di Masjid Agung Syekh Yusuf, Gowa, Sulawesi Selatan. Setelah melakukan shalat Jumat, kegiatan kemudian dialnjutkan dengan makan siang. Hari mulai terik, tetapi tak menyurutkan jiwa antusias para peserta untuk ke destinasi selanjutnya. Meskipun lelah, para finalis tetap semangat sambil menyanyi kegirangan disepanjang perjalanan. Destinasi ke-2 yakni Benteng Fort Rotterdam. Sesampainya dilokasi, para peserta disambut dengan seorang layanan publik, yang kerap disapa dengan Bapak Jamaluddin. Ia pun mengajak para peserta berkeliling benteng, sambil menjelaskan beberapa sejarah singkat dari benteng tersebut. “Sebelumnya Benteng Fort Rotterdam dinamai dengan sebutan Benteng Ujung Pandang, dengan bentuk peta menyerupai penyu yang hendak turun ke laut,” tutur Pak Jamaluddin, selaku layanan publik. Seusai berkeliling, kegiatan dilanjutkan dengan sesi foto bersama oleh seluruh panitia dan peserta. “Senang banget, bisa dapat teman baru, soalnya hari sebelumnya, semua pada fokus dengan timnya sendiri, “ cakap Nurjaya, selaku salah satu peserta tour hari ini. Berbagai kegiatatan telah usai dilaksanakan, tersisa hari esok untuk pengumuman seluruh kategori lomba, yang telah usai dilaksanakan selama 4 hari dalam pekan ini. Siapakah yang layak menjadi best of the best? Apakah mereka? ataukah mereka?
Penulis : Salwa Nabilah Assidiq
0 Komentar